13 Juli 2022 oleh sumsel
Sumatera Selatan (Sumsel) punya banyak senator yang memperjuangkan aspirasi masyarakat di Senayan. Seorang di antaranya, Amaliah Sobli SKG MBA. Dia duduk di Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI bidang Pertanian, PUPR, BUMN dan lainnya.
```
```
Dalam Ngobrol Asyik (Ngobras), podcast yang dipandu General Manager (GM) Hj Nurseri Marwah, banyak hal menarik yang diungkap Srikandi asal Palembang ini. Apa saja?
Waktu Bu Amaliah mencalonkan diri, kita tahu dari foto-fotonya. Bagaimana ceritanya?
Betul. Untuk mencalonkan jadi DPD RI, memang banyak sekali fotonya. Itu salah satu trik, karena politisi itu sama dengan orang jualan. Karena itu penting sedemikian rupa mengemas diri agar menarik. Agar orang percaya dengan kita. Ada macam-macam referensi orang. Ada yang memang suka isinya. Ada yang suka dengan bungkusnya saja. Kita jangan lupa bagaimana caranya agar masyarakat suka. Tapi tentunya tidak lupa dengan visi misi kita.
```
```
Informasinya, Bu Amaliah menyumbangkan sebagian gaji untuk berbagai kegiatan di bidang pendidikan dan kesehatan? Apa yang mela- tarbelakangi itu?
Sebelumnya, saya memang menekankan perhatian pada bidang kesehatan dan pendidikan. Tapi setelah terpilih dan duduk di DPD RI, saya ditugaskan di Komite II, bidang Pertanian, PUPR, BUMN dan lain sebagainya.
Namun, saya tak lupa dengan janji politik untuk memperhatikan bidang kesehatan dan pendidikan. Karena itu, ketika saya juga jadi (DPD RI), saya harus mengabulkan janji politik itu. Yaitu menyumbangkan setiap bulan gaji saya. Jadi, untuk visi misi pendidikan dan kesehatan, menggunakan gaji pribadi.
```
```
Selain itu, saya menggandeng teman-teman yang memiliki visi dan misi sama dengannya. Yang peduli dengan kesehatan dan pendidikan, bisa menyumbang melalui kita. Juga kerja sama dengan komunitas atau yayasan yang bergeraknya untuk kepentingan itu.
Di luar gaji, ada uang perjalanan. Tidak bisa dipungkiri, untuk komunikasi butuh pulsa. Untuk jalan juga butuh biaya. Perjalanan ke daerah kita butuh akomodasi, dan itu ada anggaran sendiri. Jadi bukan berarti saya tidak mendapatkan apa-apa dari negara atau negara tidak membiayai saya. Cuma untuk saya sendiri, gaji diberikan untuk bantuan.
```
```
Selama ini, aspirasi yang masuk lewat Bu Amaliah paling banyak apa saja?
Salah satu yang paling banyak saya temui adalah kelompok petani. Karena berkelompok, biasanya satu suara dan terorganisir. Aspirasi dan keinginan mereka kita tampung. Lalu disampaikan langsung kepada pemerintah.
Seperti kemarin, kita membahas masalah pembakaran lahan. Bagaimana pembakaran lahan yang aman. Dia menilai, di pusat saling lempar antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pertanian. Kementerian Lingkungan Hidup melarang untuk membakar. Sedangkan Kementerian Pertanian yang seharusnya bantu alat untuk membuka lahan, tidak mau menyediakan. Sedangkan teknik pembakaran lahan itu bagus untuk kesuburan tanah.
```
```
Ini kita sampaikan, harus koordinasi. Jangan sampai saling lempar, yang satu melarang dan yang satu tidak mau tanggung jawab. Yah, akhirnya dibiarkan saja. Padahal, Sumsel termasuk salah satu yang langganan kebakaran hutan dan lahan. Di satu sisi itu berdampak negatif, di sisi lain pola buka lahan dengan cara bakar lahan merupakan budaya yang ada pada masyarakat.
Lalu apa solusinya?
Sejauh ini jawaban yang
dikeluarkan politis. Nanti kita tampung dulu, selanjutnya akan dibawa dalam rapat. Tapi kita akan terus memperjuangkan aspirasi masyarakat. Terus mengajukan proposal bagaimana caranya agar kelompok tani bisa mendapatkan bantuan alat untuk membuka lahan. Sebab, aturan yang ada tidak boleh membuka lahan lebih dari 2 hektare dengan cara membakar. Tapi kalau kurang dari 2 hektare, boleh.
```
```
Terkait BPJS dan pelayanan kesehatan, menurut Bu Amaliah seperti apa?
Kita pernah bertemu dengan masyarakat. Ada permasalahan dengan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Permasalahannya sama, di Sumsel juga seperti itu. Masyarakat datang dan BPJS bilang macet. Mau tidak mau keuangan jadi terhambat dan tidak berputar. Dan itu jadi ke mana-mana. Mungkin di Sumsel seperti itu. Tapi ini masalah seIndonesia, bukan hanya di Sumsel saja. Kita cari solusinya.
```
```
Bagaimana dengan pengangkatan guru honorer?
Terus terang saya memag tidak komunikasi langsung soal ini. Cuma sesama anggota DPD RI, pasti berkomunikasi kalau ada permasalahan di Sumsel. Kita akan dikasih tahu bagaimana kelanjutannya. Untuk ini, DPD dari Sumsel, Bu Eva yang membidangi itu. Kalau pun ada guru ho- norer yang mengeluh, saya sampaikan kepada beliau.
Saya pernah menyampaikan ke media, memang tenaga honorer yang belum diangkat baiknya untuk dapat diangkat. Tapi kelanjutannya seperti apa, belum tahu juga. Karena kita juga masih menunggu jawaban menterinya. Yang pasti, ini sudah pernah kita sampaikan.
```
```
Terkait Gerakan Sumsel Mandiri Pangan, support DPD RI seperti apa?
Kita pernah turun dan itu kewenangan dari Kementerian Pertanian. Dan Kementerian Pertanian memang memberikan bantuan cukup banyak. Bahkan DPD RI juga memberikan bantuan untuk pertanian di Sumsel. Mengapa? Karena kita penghasil beras cukup besar dan cukup untuk kita sendiri.
Sekarang kita memikirkan bagaimana caranya bisa dibagibagi ke wilayah lain atau bahkan untuk ekspor. Harapan saya tetap berlanjut. Kemarin kita juga sempat berjanji katanya ada program Selasih. Dimana padi-padi bisa ditanam di rawa. Bagaimana caranya rawa tersebut tidak menjadi lahan mati. Yang pasti kita juga butuh laporan dari masyarakat. Karena mata kita cuma dua dan mata masyarakat banyak. Ayo sama-sama, kasih tahu. Apakah program pemerintah yang sudah jalan dan belum jalan. Seperti mendapatkan pupuk, katanya sudah gampang. Apalagi kita sudah teradministrasi secara digital. Tapi nyatanya, di lapangan masyarakat justru bilang tidak usah pakai pupuk subsidi. Yang penting pupuk tidak langka. Artinya ada komunikasi yang mis antara pusat dan masyarakat.
```
```
Itu semua sudah saya sampaikan, termasuk kebutuhan bibit. Saya ingin masyarakat semuanya bisa mengomunikasikan dengan kita. Terus terang masyarakat Sumsel termasuk hebat. Dimana mereka berharap pupuk tetap tersedia, meskipun tidak ada pupuk subsidi.
```
```
Bagaimana dengan pengembangan pertanian organik? Saya melihat sejauh ini di Sumsel belum ada program dari kementerian tentang itu. Mereka masih pada urusan pokok seperti masalah pupuk, harga karet dan menekankan anggaran besar untuk mengajak milenial bertani. Banyak mengadakan pelatihan dan seminar pertanian untuk kaum
milenial.
```
```
Mengenai Senam Tera, bsa Bu Amaliah jelaskan ?
Sebenarnya saya sendiri baru tahu Senam Tera itu apa. Saya kebetulan ditunjuk oleh Ketua Umum Senam Tera, Pak Nono Sampono, Wakil Ketua I DPD RI. Dia memercayakan saya memimpin Senam Tera di Sumsel. Kebetulan waktu itu akan berlangsung Fornas di Palembang. Saya langsung bentuk kepengurusannya, agar Senam Tera masuk di Fornas, dan Sumsel menjadi tuan rumah.
```
```
Karena ini amanat ketua, saya ambil dan saya pelajari. Jadi, Senam Tera itu sejarahnya dibentuk zaman Presiden Soeharto. Waktu itu banyak senam Taiji, di sekitaran istana. Beliau ingin senam Taiji ini diadaptasikan dengan nasionalisme. Jadilah senam Tera. Ini adalah senam terapi dengan gerakan Taiji yang sangat pelan. Menggunakan pernapasan dengan lagu yang nuansanya kebangsaan. Sekarang senam ini sudah dipakai dalam Lemhanas. Biasanya yang mau bergabung adalah alumni Lemhanas. Senam ini kita bawa ke Sumsel, untuk mengajak orang- orang yang sepuh. Tapi ini juga sangat bagus untuk orang-orang yang belum bergerak banyak seperti yang obesitas, kardio yang memerlukan gerakan santai.
```
```
Terakhir, sepeti apa dukungan suami dan keluarga?
Saya bersyukur sekali memiliki orang tua yang mendukung saya ketika keluar dari Kedokteran Gigi. Orang tua saya percaya, apa pun keputusan saya, mereka mendu- kung. Begitu juga suami, dia sangat support sekali. Baik pekerjaan, membantu kampanye, networking maupun biaya. Setelah jadi (DPD RI) pun tetap mensupport keluarga. Seperti mendidik anak. Saat ini anak kami masih kecil, baru 5 tahun. Terakhir saya juga bangga karena DPD RI dari Sumsel semuanya perempuan. Bahkan, Ketua DPRD Sumsel perempuan.